Rangkaian Arus Bolak-Balik 1 Fasa dengan Beban Resistor

Pada suatu rangkaian listrik arus kuat pada umumnya mengunakan tiga jenis komponen listrik yang sering digunakan yaitu resistor, induktor, dan kapasitor. Masing masing komponen terbut memiliki karakteristik yang berbeda-beda apabila di suplai dengan arus listrik bolak-balik maka akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap arus listrik dan tegangan listrik pada rangkaian tersebut.

Pada artikel ini akan dijelaskan mengenai Resistor ketika dirangkai dengan arus listrik bolak-balik (AC). Sebuah resistor dengan resistansi sebesar R Ω di suplai dengan arus bolak-balik sebesar :
I = Im × Sinωt

sehingga besarnya tegangan dapat dihitung dengan menggunakan hukum ohm seperti berikut ini :
V = I × R     
V = Im × Sinωt × R     
V = Im × Sinωt 

Bila dibandingkan antara rumus pertama dan rumus ke dua tidak terdapat geseran fasa antara arus listrik (I) dan tegangan (V) atau dengan kata lain arus dan tegangan pada kondisi ini mempunyai fasa yang sama. 
Dari rumus V = Im × Sinωt × R,
dapat dipahami bahwa pada saat Sinωt = 1, 
harga tegangan mencapai nilai maksimum, sehingga persamaan dapat ditulis menjadi : Vm = Im × R
Jika kedua ruas persamaan diatas dibagi dengan √2 maka akan menjadi :

dan  adalah harga efektif, sehingga persamaan dapat ditulis menjadi : 

Beban listrik yang biasa dikenal dengan hambatan atau resistansi (R), 

Keterangan :
I     = Arus
Im  = Arus maksimum
V    = Tegangan
Vm = Tegangan maksimum
R    = Hambatan
Sinωt  = Sudut Sinus

Gambar Rangkaian :

Contoh Soal :

1. Sebuah resistor dangan nilaih hambatan 1,5KΩ dihubungkan pada suatu rangkaian listrik AC dengan arus 10mA, berapakah nilai tengandan pada rangkaian tersebut ?
Diketahui : R = 1,5KΩ = 1500Ω
                 I  = 10mA = 0,01 A
Ditanya   : V = ?
Jawab     :