Elektronika Dasar, Instalasi Listik, Listrik Dasar, Listrik Lanjut, Penggunaan Alat Ukur Listrik

Penghantar Listrik Untuk Rangkaian Instalasi

Rabu, 30 Desember 2015
Setiap zat yang ada di bumi untuk melakukan perpindahan memerlukan suatu zat perantara untuk sampai di suatu tujuan. Misalkan suara yang dapat merambat dari udara, Listrik secara garis besar sama memiliki karakteristik seperti air dan udara.
Air berpindah dari suatu titik yang lebih tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Udara berpindah dari suatu tempat yang bertekanan tinggi menuju suatu tempat yang bertekanan rendah, begitu pula dengan muatan listrik mengalir dari titik yang memiliki beda potensial tinggi menuju beda potensial rendah.
Untuk mendistribusikan suatu arus listrik dari suatu sembar menuju ke konsumen atau beban, dan juga sebagai pengaman yang menyalurkan kebocoran arus listrik menuju ke hantaran pentanahan diperlukan suatu alat penghantar yang bersifat konduktor.

Terdapat dua jenis alat yang biasanya digunakan untuk menghantarkan listrik yaitu :

1. Kawat
Kawat penghantar tanpa isolasi merupakan salah satu alat penghantar yang digunakan untuk mengalirkan muatan listrik dari suatu titik yang memiliki nilai potensial tinggi menuju potensial rendah. Biasanya kawat penghantar digunakan untuk menyalurkan arus bocor menuju ke hantaran pentanahan, oleh sebab itu kabel yang berjenis ini sering digunakan pada rangkaian penangkal petir. Kawat penghantar tanpa isolasi biasanya terbuat dari bahan berupa tambaga (Cu), Aluminium (Al). Contoh jenis kawat : BC, BCC, A2C, A3C, ACSR.

2. Kabel 
Kabel merupakan suatu alat penghantar pada rangkaian listrik yang menggunakan pelindung berupa isolator (terisolasi dengan bahan isolator). Secara fisik kabel dibagi menjadi dua jenis kabel yaitu pejal dan serabut . Digunakan untuk menyalurkan arus listrik dari suatu titik menuju titik yang lain 

Kabel yang biasanya digunakan sebagai pada instalasi penerangan dengan pemasangan yang bersifat tetap adalah kabel NYA dan NYM. Pada penggunaannya kebel NYA memerlukan pipa PVC untuk melindungi kabel dari air dan kelembaban yang akan mengakibatkan rusaknya isolasi pada kabel NYA.

Berikut ini macam-macam kabel penghantar :

a. Kabel NYAF






Gambar kabel NYAF
Kabel NYAF kabel yang memiliki beberapa penghantar yang dipilin menjadi sebuah penghantar dan bungkus dengan isolasi yang menggunakan bahan berupa PVC. Penghantar yang digunakan memiliki diameter yang cukup kecil sehingga kabel tersebut akan bersifat fleksibel. Kabel NYA biasanya digunakan untuk instalasi rumah, tapi khusus untuk beban-beban yang memiliki daya relatif kecil.


b. Kabel NYA

Gambar kabel NYA

Kabel NYA terdiri dari sebuah pengantar yang berbentuk pejal, dan mengunakan suatu pengaman isolasi yang terbuat dari bahan PVC, bahannya sama seperti pipa PVC hanya aja lebih elastis, oleh sebab itu dalam penggunaannya masih diperlukan pipa PVC pada suatu instalasi. Kabel NYA bisanya digunakan pada instalasi rumah tinggal. di toko alat listrik tersedia beberapa macam warna kabel NYA, yang berfungsi untuk membedakan jenis saluran apabila dilakukan pemasangan oleh seorang teknisi listrik, hal tersebut telah tertulis di PUIL sebagai kesepakatan antar ahli Listrik dengan perusahaan yang memproduksi kabel. Berikut ini beberapa macam warna kabel yang sering digunakan yaitu :
- Merah :
(sebagai kabel fasa pada suatu rangkaian dengan sumber 1 fasa)
(sebagai kabel sumber R pada rangkaian dengan sumber 3 fasa).
- Hitam :
(sebagai kabel netral pada apabila tidak ada kabel biru, dan menggunakan kabel merah sebagai kabel fasa pada  rangkaian dengan sumber 1 fasa)
(sebagai kabel sumber fasa apabila tidak ada kabel merah, dan menggunakan kabel biru sebagai kabel netral pada rangkaian dengan sumber 1 fasa)
(sebagai kabel sumber T pada rangkaian dengan sumber 3 fasa)
- Kuning :
(sebagai kabel sumber S pada rangkaian dengan sumber 3 fasa)
- Biru :
(sebagai kabel netral pada rangkaian dengan sumber 3 fasa atau pun 1 fasa)
- Kuning bergaris hijau :
(sebagai kabel ground atau hantaran pentanahan pada rangkaian dengan sumber 3 fasa atau pun 1 fasa)


c. Kabel NYM

Gambar kabel NYM

Kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan isolasi luar sebagai pelindung sekaligus wadah beberapa kabel yang ada didalamnya. Kabel NYM adalah kumpulan beberapa kaben NYA yang diikat dengan menggunakan isolasi pembungkus, sehingga inti penghantar pada kabel NYA terdapat lebih dari 1. Kabel NYM yang biasanya digunakan pada instalasi beban pada motor 3 fasa memiliki 3 inti, selain itu kabel NYM yang biasa digunakan sebagai kabel dari panel distribusi menuju ke rangkaian instalasi 3 fasa memiliki 4 inti yaitu R, S, T, dan N.

d. Kabel NYY

Gambar kabel NYY

Kabel NYY merupakan salah satu kabel tanah thermoplastik tanpa perisai. Kabel NYY adalah kabel yang tidak jauh beda dengan kabel NYM, yang membedakan hanya tebal dan jenis isolasi dan selubung luarnya saja Untuk kabel tegangan rendah tegangan nominal 0,6/1,0 kV dimana maksudnya :
0,6 kV = Tegangan nominal terhadap tanah.
1,0 kV = Tegangan nominal antar penghantar.
Kabel NYY biasanya digunakan pada untuk instalasi tenaga pada industri. Apabila digunakan pada instalasi tenaga pada industri secara tertutup maupun terbuka sudah tidak memerlukan lagi pipa PVC karena memiliki isolasi yang cukup tebal.  selain itu Kabel NYY dapat juga digunakan sebagai penghantar listrik bawah tanah dengan menggunakan perlindungan berupa pipa yang ditimbun dengan pasir dan batu untuk mencegah terjadinya kerusakan mekanis pada kabel NYY.

e. Kabel N2XY

Gambar kabel N2XY
Kabel N2XY merupakan salah satu kabel tanah thermoplastik tanpa perisai, kabel N2XY intinya terdiri dari penghantar tembaga, dengan isolasi yang memiliki jenis XLPE, dengan menggunakan pelindung tembaga serta berselubung PVC dengan tegangan pengenal 0,6/1 kV (1,2 kV) yang dirangkai sejajar pada suatu rangkaian instalasi 3 fasa.

f. Kabel NYFGbY

Gambar kabel NYFGbY

Kabel NYFGbY merupakan kabel themoplastik dengan menggunakan prisai. Kabel NYFGbY memiliki inti yang terdiri dari penghantar tembaga, dengan isolasi berupa PVC, penggabungan dua atau lebih inti dilengkapi selubung atau pelindung yang terdiri dari karet dan perisai kawat baja. Perisai dan pembungkus diikat dengan spiral pita baja, untuk menghindari korosi pada pita baja, maka kabel di selubungi pelindung PVC warna hitam. Kabel NYFGbY biasanya digunakan pada suatu instalasi yang memiliki kemungkinan terjadi gangguan kabel secara mekanis.

Panel Hubung Bagi (PHB)

Minggu, 13 Desember 2015
PHB memiliki banyak arti dalam bahasa Indonesia yaitu panel hubung bagipapan hubungan bagi, selain itu biasanya disebut juga dengan perangkat hubung bagi, tapi supaya mudah di artikel ini saya akan menyebutkan dengan Panel Hubung Bagi, karena saya sering menyebutnya begitu. Pada umumnya PHB (panel hubung bagi) yang digunakan pada industri atau bangunan-bangunan yang memerlukan suplai daya yang cukup besar memerlukan panel yang berbentuk lemari (cubicle). Jika konsumen hanya berupa rumah tinggal yang sederhana panel hubung bagi yang digunakan dapat menggunakan pengaman berupa sekring atau MCB dengan batas yang sesuai dan standar.

Gambar PHB (panel hubung bagi) dengan pengaman berupa sekring batu untuk instalasi rumah degan tegangan rendah
Panel hubung bagi merupakan alat yang digunakan sebagai pengaman segala kecelakaan di rangkaian instalasi listrik yang berupa hubung singkat atau pun beban lebih. Panel hubung bagi dapat dibedakan sebagai berikut :
- Panel Utama / MDP : Main Distributor Panel
- Panel cabang / SDP : Sub Distributor Panel
- Panel beban / SSDP : Sub-sub Distributor Panel

Untuk sistem tegangan rendah, hantaran utamanya merupakan kabel feeder dan biasanya menggunakan NYFGBY.

Didalam panel biasanya busbar / rel dibagi dua segmen yang saling berhubungan dengan sakelar pemisah, yang satu mendapatkan saluran masuk dari alat pengukur dan pembatas yang berasal dari rangkaian perusahaan ketenagalistrikkan dan satunya lagi dari sumber listrik sendiri (genset).

Dari kedua busur pada panel distribusi menuju ke beban secara langsung atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati maka akibat gangguan atau pun karena pemeliharaan (penghematan energi listrik secara bergilir), maka suplai beban akan terganggu dengan adanya sumber listrik sendiri  (genset) sebagai cadangan.

Berikut ini contoh alat-alat pengaman rangkaian listrik yang ada pada panel hubung bagi :
- MCB (Miniature Circuit Breaker)
- MCCB (Mold Case Circuit Breaker)
- NFB (No Fuse Vircuit Breaker)
- ACB (Air Circuit Breaker)
- OCB (Oil Circuit Brekaer)
- VCB (Vacuum Circuit Breaker)
- SFCB (Sulfur Circcit Breaker)
- Sekring dan pemisahan
- Switch dan Disconnecting Switch (DS)
- Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masing-masing jenis pengaman yang terdapat pada               rangkaian panel hubung bagi : Macam-macam pengaman pada rangkaian listrik

Peralatan tambahan dalam PHB antara lain :
- Relay proteksi
- trafo tegangan, trafo arus

Selain alat pengaman listrik pada suatu PHB juga diperlukan alat ukur untuk memeriksa dan mengontrol kestabilan listrik pada suatu rangkaian rangkaian  : amperemeter, voltmeter, frekuensi meter, cos φ meter.
Untuk PHB sistem tegangan menegah, terdiri dari tiga cubicle yaitu satu cubicle incoming dan cubicle outgoing.
Hantaran masuk merupakan kabel tegangan menengah dan biasanya dengan kabel XLPE atau NZXSBY. Saluran daya tegangan menegah ditrasfer melalui trafo distribusi ke LVMPD (Low Voltage Main Distribution Panel). Pengaman arus listrik terdiri dari sekring dan LBS (Load Break Switch).


Beberapa contoh gambar PHB (Panel Hubung Bagi) yang digunakan pada industri atau gedung-gedung yang memerlukan suplai daya yang cukup besar

Alat Pengukur dan Pembatas (APP)

Rabu, 09 Desember 2015
PLN (Perusahaan Listrik Negara) adalah perusahaan yang mengelola ketenagalistrikan di Indonesia. Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai atau pun pelanggan listrik. dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur dan pembatas (APP) daya listrik. APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab dari PLN. PLN bertugas membuat rekening listrik serta mengeluarkan alat pengukur dan pembatas yang memiliki rekening yang legal dan standar, oleh sebab itu di toko alat listrik atau pun toko bahan bangunan tidak ada yang menjual alat pengukur dan pembatas.
pada rangkaian listrik dengan tegangan rendah, letak APP dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar diagram garis tunggal rangkaian tenaga listrik tegangan menengah.

Keterangan :
GD   : Gardu Distribusi
TR    : Jaringan Tegangan Rendah
SLP  : Sambungan Luar Pelayanan
SMP : Sambungan Masuk Pelayanan
APP  : Alat Pengukur dan Pembatas
PHB  : Panel Hubung Bagi
IP     : Instalasi Pelanggan

SLTR yang menghubungkan antara listrik penyambungan pada GD/TR merupakan penghantar dibawah atau di atas tanah. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik. Berikut ini beberapa contoh alat pengukur dan pembatas untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik, pada rangkaian instalasi listrik yang sering dijumpai adalah kWh, KVaRh, KVA maksimum. Sistem pengukuran dibagi menjadi dua macam yaitu :
  1. Pengukuran Primer (Pengukuran secara langsung). Pengukuran Primer terjadi dari pengukuran primer 1 fasa untuk pelanggan dengan daya diatas 6600VA pada tegangan 220V / 380V dan pengukuran primer tiga fasa untuk pelanggan dengan daya diatas 6600V sampai dengan 33000 VA pada tegangan 220 V / 380 V.
  2. Pengukuran Sekunder Tiga Fasa (Pengukuran tidak langsung). pengukuran sekunder memelrlukan trafo arus biasanya digunakan untuk pelanggan dengan daya 53KVA sampai dengan 197KVa .
Yang dimaksud dengan pembatas adalah pembatasan untuk menentukan batas pemakaian daya dan daya tersambung. Alat pembatas yang digunakan adalah :

  1. Pada sistem tegangan rendah sampai dengan 100A digunakan MCB dan diatas 100A digunakana MCCB, peleburan tegangan rendah, NfB yang biasa diatur.
  2. Pada sistem tegangan menegah biasanya menggunakan pelabur tegangan menengah atau biasanya disebut dengan relay.

sesuai dengan DIN 43 856 cara penyambungan alat pengukur dan penghubung daya dinotasikan dengan kode berupa 4 digit yang diikuti dengan angka 2 digit yang menunjukkan penomoran sambungan.
  • Digit kedua menunjukan bagian tambahan.
  • Digit ke tiga menunjukan sambungan luar.
  • Digit ke empat menunjukan penyambungan bagian tambahan.
  • Sedangkan 2 digit berikut nya menunjukan penomoran sambungan untuk tarif jam atau untuk pengendali pinangan.

Gambar Kwh meter 1 fasa analog dan digital

Gambar Kwh meter 2 fasa analog dan digital

Gambar Kwh meter 3 fasa dan KVARh

Berikut ini adalah arti dari masing-masing angka tersebut :
a. Digit pertama menunjukan macam-macam perhitungan :
1 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik satu fasa.
2 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik dua fasa.
3 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat.
4 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, empat kawat.
5 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat dengan beda fasa 60o.
6 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat dengan beda fasa 90o.
7 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, empat kawat dengan beda fasa 90o.


b. Digit ke dua menunjukkan bagian tambahan :
0 : tanpa bagian tambahan
1 : dengan bagian tambahan doble tarif
2 : dengan bagian tambahan daya maksimum
3 : dengan bagian tambahan doble tarif atau daya maksimum
4 : dengan bagian tambahan daya maksimum atau sakelar reset.
5 : dengan bagian tambahan doble tarif, daya maksimum dan sakelar reset.

c. Digit ketiga menunjukan sambungan luar :
0 : untuk sambungan tetap
1 : untuk sambungan dengan trafo arus
2 : untuk sambungan trafo arus dan trafo tegangan.

d. Penomoran sambungan tarif jam
00 : Tanpa dengan sambungan
01 : dengan sakelar harian
02: dengan sakelar maksimum
03 : dengan sakelar harian dan maksimum
04 : dengan sakelar harian dengan mingguan
05 : dengan sakelar harian, maksimum dan mingguan
06 : dengan sakelar mingguan

e. Penomoran sambungan untuk pengendali piringan :
11 : dengan sebuah sakelar pemindah
12 : dengan dua sakelar pemindah
13 : dengan tiga sakelar pemindah
14 : dengan empat sakelar pemindah

Perhitungan Daya Semu, Daya Aktif, dan Daya Reaktif pada Rangkaian Bintang (Y) dan Segitiga (Δ) 3 Fasa

Selasa, 17 November 2015
Rangkaian bintang (Y) pada terminal motor listrik 3 fasa :
Gambar rangkaian bintang pada motor listrik 3 fasa
Keterangan :
U1  = U   |   W2 =  Z   |   L1  = R
V1  = V   |   U2  = X   |   L2  = S
W1 = W  |   V2  = Y   |   L3  = T

Pada terminal box motor induksi 3 fasa memiliki notasi standar. Urutan ujung lilitan fasa W2, U2, dan V2 dan pada ujung lilitan yang lainnya diberikan notasi U1, V1, dan W1. Yang perlu diperhatikan pada lilitan motor tiga fasa dengan rangkaian bintang adalah dapat menahan tegangan fasa-netral nya. Berikut ini persamaan yang digunakan untuk menghitung daya aktif, reaktif, dan semu :
Diketahui arus dan tegangan : 
 Dengan dapat akan menghasilkan persamaan berikut :
Keterangan :
Istart = Arus listrik awal ketika motor dinyalakan (A)
Ustart = Tegangan awal ketika motor dinyalakan (V)
I = Arus listrik (A)
U = Tegangan listrik (V)
S = Daya semu
P = Daya aktif
Q = Daya reaktif


Rangkaian segitiga (Δ) pada terminal motor listrik 3 fasa :
Gambar rangkaian segitiga pada motor listrik 3 fasa
Keterangan :
U1 = U   |   W2= Z   |   L1 = R
V1 = V   |   U2 = X   |   L2 = S
W1= W  |   V2 = Y   |   L3 = T


Pada terminal box motor 3 fasa memiliki notasi 2 macam notasi standar. Notasi yang pertama terdiri dari ujung lilitan fasa (W2, U2, dan V2) dan (U1, V1, dan W1). Notasi yang kedua terdiri dari ujung lilitan fasa (Z, X, dan Y) dan (U, V, dan W). Yang perlu diperhatikan pada lilitan motor tiga fasa dengan rangkaian bintang adalah dapat menahan tegangan jala-jala. Berikut ini persamaan yang digunakan untuk menghitung daya aktif, reaktif, dan semu pada motor 3 fasa yang dirangkai dengan menggunakan rangkaian bintang :
Diketahui arus dan tegangan :
Dengan dapat akan menghasilkan persamaan berikut :


Keterangan :
Istart = Arus listrik awal ketika motor dinyalakan (A)
Ustart = Tegangan awal ketika motor dinyalakan (V)
I = Arus listrik (A)
U = Tegangan listrik (V)
S = Daya semu (VA)
P = Daya aktif (W)
Q = Daya reaktif (VAR)



Contoh Soal :
1. Sebuah motor induksi 3 fasa diketahui pada nameplate nya memiliki nilai tegangan 500 V, dan besar arus listrik 10 A. Berapakah nilai daya aktif, daya semu, dan daya reaktif jika cos α bernilai 0,83 ?

Diketahui :
V = 500 V
I  = 10 A
cos α = cos φ = 0,83
             sin  φ = 0,56

Ditanya :
P = ?
S = ?
Q = ?

Jawab  :
Daya aktif :

Daya semu :


Daya reaktif :

Alat Ukur Elektrostatis (Alat Ukur Listrik yang Bekerja Berdasarkan Prinsip Kerja Elektrostatis)

Jumat, 13 November 2015
Alat ukur elektrostatis banyak diaplikasikan sebagai alat ukur tegangan (voltmeter) pada rangkaian yang dialiri arus listrik bolak-balik atau pun searah. Pada dasarnya kerja alat ukur ini adalah gaya tarik antara muatan-muatan listrik dai dua buah pelat yang memiliki nilai tegangan yang tetap. Gaya ini akan menimbulkan momen penyimpangan. Jika perbedaan potensial kecil maka gaya gaya yang dihasilkan juga kecil. Mekanisme dari alat ukur elektrostatis hampir sama dengan sebuah kapasitor variabel, yang akan bekerja apabila dirangkai dengan dua buah benda yang memiliki muatan listrik.

Gambar skema Voltmeter elektrostatis (rangkaian dasar alat ukur elektrostatis)

Gaya yang merupakan hasil dari interaksi tersebut, pada alat ukur ini dimanfaatkan untuk mengekarkan jarum penunjuk. Pelat X dan Y membentuk sebuah kepasitor variabel. Jika X dan Y dihubungkan dengan titik-titik yang potensialnya berlawanan (Vab), maka antara X dan Y akan terjadi gaya tarik-menarik karena X dan Y mempunyai muatan yang sama besarnya, tetapi berlawanan. Gaya yang dihasilkan akan menimbulkan momen putar yang akan digunakan sebagai penggerak jarum pada pelat X kearah kanan. Jika harga Vab semakin besar maka muatan kapasitor semakin bertambah. Dengan bertambahnya muatan maka akan menyebabkan gaya tarik menarik juga akan menjadi semakin besar, sehingga jarum akan bergerak ke arah kanan. Momen putar yang disebabkan oleh gaya tersebut akan dilawan oleh gaya tersebut akan dilawan oleh gaya reaksi dari pegas. Apabila momen dari kedua gaya ini sudah sama/seimbang, maka jarum yang berbeda pada pelat X akan berhenti pada skala yang menunjukan harga Vab.

Untuk menentukan momen putar yang dibangkitkan oleh tegangan yang masuk adalah sebagai berikut : misal simpangan jarum adalah 2, jika C adalah kapasitor pada posisi menyimpang maka muatan instrumen akan menjadi CV coulomb. Dimisalkan tegangannya berubah dari V menjadi V+dV, maka dampaknya 2, C, dan Q akan berubah menjadi 2 + d2 ; C + dC dan Q + dQ. Sekarang energi yang tersimpan dalam medan elektrostatis akan bertambah dengan :

dE = d(1/2 CV2) = 1/2 V2 .dC + CV . dV 

keterangan :
dE = Energi yang tersimpan (Joule)
CV = Muatan pada alat ukur

Jika T adalah besarnya momen pengontrol terhadap simpangan 2, maka besarnya tambahan energi yang tersimpan pada pengontrol ini adalah :
T . d2 (Joule)

Jadi energi total tambahannya adalah :

T . d2 + 1/2V2 . dC + CV . dV (Joule)

Dari sini terlihat bahwa selama terjadi perubahan, sumbernya mensupply muatan sebesar dQ pada potensial  V.
Besar energi yang disupplykan  =  V . dQ
                                                = V . d(CV)
                                                = V2 . dC + CV . dV (Joule)

Padahal energi yang disupply harus sama dengan energi extra yang trsimpan didalam medan dan pengontrol, maka dari dua buah persamaan yaitu persamaan energi total tambahan dengan energi total yang disupply  akan dihasilkan persamaan :

T . d2 + 1/2 V2 . dC + CV . dV = V2 . dC + CV . dV
                             T . d2 = 1/2 V2 . dC
                                                  T = 1/2V2 . dC/d2 (N.m)

Ternyata momen yang diperoleh sebanding dengan kuadrat tegangan yang diukur, baik DC maupun AC. Tetapi untuk skala pembacaannya adalah harga rmsnya.

Alat Ukur Elektrodinamis (Alat Ukur Listrik yang Bekerja Berdasarkan Prinsip Kerja Elektrodinamis)

Selasa, 10 November 2015
Alat ukur elektrodinamis adalah alat ukur kumparan putar, yang medan magnet nya tidak berasal dari magnet permanen melainkan berasal dari kumparan tetap pada alat ukur tersebut. Alat ukur elektrodinamis dapat digunakan pada arus listrik bolak-balik atau pun searah.

Alat ukur elektrodinamis memiliki kelemahan yaitu, apabila digunakan pada alat ukur yang memiliki daya yang sangat tinggi maka akan berdampak pada konstrusinya. Hal tersebut disebabkan karena arus yang diukur tidak hanya arus yang mengalir melalui kumparan putar, yang menghasilkan fluksi medan. untuk menghasilkan suatu medan magnet yang cukup kuat diperlukan gaya gerak magnet yang tinggi, dengan demikian diperlukan sumber yang mengalirkan arus dan daya yang besar pula.

Gambar prinsip kerja alat ukur elektrodinamis
Prinsip kerja alat ukur elektrodinamis dapat dilihat pada gambar, Kumparan putar (Moving coilM ditempatkan diantara kumparan-kumparan tetap (Fixed coil) F1, dan F2 yang sama dan saling sejajar. kedua kumparan tetap mempunyai inti udara untuk menghindari efek histerisis, bila instrumen tersebut digunakan untuk sikuit AC. Jika arus listrik yang melalui kumparan tetap I1 dan arus yang melalui kumparan putar I2. Karena tidak mengandung besi, maka kuat medan dan rapat flux akan sebanding terhadap I1 Jadi :
B = k . I1

Keterangan :
B = kerapatan fluk magnet
k = konstanta

Misalkan kumparan putar yang dipergunakan berbentuk persegi (dapat juga lingkaran) dengan ukuran panjang l dan lebar b, dan banyaknya lilitan N. besarnya gaya pada masing-masing sisi kumparan F adalah :

N . B . I2 . l

Momen penyimpangan atau momen putaran pada kumparan besarnya adalah :
Td = N . B . I2 . l . b  → B = k . I1

Td = N . k . I1 I 2 . l . b

keterangan :
Td = Momen putar (Nm)
N = Banyaknya lilitan
l = panjang kumparan (m)
b = lebar kumparan (m)

Besarnya N, K, l, dan b adalah konstan, bila besaran-besaran tersebut dinyatakan dengan K1 maka :
Td = KI . I1 . I 2
Dari persamaan tersebut akan diketahui bahwa besarnya momen putar adalah berbanding lurus terhadap hasil kali arus yang mengalir melalui kumparan tetap dan kumparan putar. Pada kumparan putar ini spring kontrol (pegas pengatur), maka momen pemulih akan berbanding lurus terhadap simpangan-simpangan, maka :
KI . I1. I2 = K2 . 2

2 ∼ I1. I2

Apabila alat ukur yang digunakan sebagai ampermeter, maka arus yang melalui kumparan tetap dan kumparan putaran nya akan memiliki nilai yang sama. Jika I1 = I2 = I, maka : 
2 ∼ I2
I ∼ V2


Gambar rangkaian A
Gambar rangkaian B
Gambar rangkaian ampermeter elektrodinamis
Gambar rangkaian A digunakan untuk mengukur arus listrik yang nilainya relatif kecil, sedangkan gambar rangkaian B digunakan untuk mengukur arus listrik yang nilai nya relatif besar. Hambatan atau resistor Rs di pasang pada rangkaian yang berfungsi sebagai pembatas arus listrik yang mengalir melalui kumparan.

Apabila alat ukur tersebut digunakan voltmeter maka kumparan tetap F, dan kumparan putar M dihubungkan seri dengan nilai hambatan yang tinggi (Rs). Besarnya  Jika I1 = I2 = I, maka : 
2 ∼ V.V  →  2 ∼ V2
V ∼ V2

Gambar rangkaian alat ukur voltmeter elektrodinamis
Alat ukur elektrodinamis bila digunakan untuk arus bolak-balik biasanya skala dikalibrasi dalam akar kuadrat arus rata-rata, berarti alat ukur membaca nilai efektif. Dengan demikian jika alat ukur elektrodinamis di kalibrasi untuk arus listrik searah 1A pada skala diberi tanda yang menyatakan nilai 1A, maka untuk arus listirk bolak-balik akan menyebabkan jarum menyimpang ke tanda skala untuk I A dc dan memiliki nilai efektif sebesar 1A. jadi pembacaan yang dihasilkan oleh arus searah dapat dialihkan ke dapat dialihkan ke nilai arus bolak-balik yang sesuai, karena itu merupakan hubungan antara  AC dan DC. artinya alat ukur ini dapat digunakan untuk membaca arus bolak-balik AC dan searah DC.

Alat Ukur Besi Putar (Alat Ukur Listrik yang Bekerja Berdasarkan Prinsip Kerja Besi Putar)

Kamis, 05 November 2015
Alat ukur besi putar adalah alat ukur yang sederhana dan konstruksi kuat. Alat ukur ini digunakan sebai alat ukur arus dan tegangan pada frekuensi yang dipakai pada jaringan distribusi. Instrumen ini pada dasarnya ada dua macam yaitu tarikan (attraction) dan tolakan (repulsion). Cara kerja tipe tarikan dipengaruhi oleh gerakan dari sebuah besi lunak di dalam medan magnet, sedangkan pada gaya tolak antara dua buah lembaran besi lunak yang telah termagnetisasi oleh medan magnet yang sama.

Apabila digunakan sebagai ampermeter, kumparan dibuat dari beberapa gulungan kawat tebal sehingga ampermeter mempunyai tahanan yang rendah terhubung seri dengan rangkaian. Jika digunakan sebagai voltmeter, maka kumparan harus mempunyai tahanan yang tinggi agar arus listrik yang melewatinya sekecil mungkin, dihubungkan paralel terhadap rangkaian. kalau arus yang mengalir pada kumparan harus banyak agar mendapatkan amper penggerak yang dibutuhkan.

Alat ukur dengan prinsip kerja besi putar berjenis tarikan akan bekerja apabila lempeng besi yang belum termagnetisasi digerakkan mendekati sisi kumparan yang dialiri arus, lempeng besi akan tertarik di  dalam kumparan. hal ini merupakan dasar dalam pembuatan suatu pelat dari besi lunak yang berbentuk bulat telur, bila dipasang pada batang yang berada diantara bearing dan dekat pada kumparan, maka pelat besi tersebut akan berputar ke dalam kumparan yang dialiri arus listrik. Kuat medan terbesar terdapat pada tengah-tengah kumparan, maka pelat besi bulat telur harus dipasang sedemikian rupa sehingga lebar gerakannya yang terbesar berada di tengah kumparan.

1. Alat ukur besi putar berjenis tarikan (Attraction)


Gambar prinsip kerja alat ukur besi putar berjenis tarikan
Bila sebuah jarum penunjuk dipasang kan pada batang yang membawa pelat tadi, maka arus yang mengalir dalam kumparan akan mengakibatkan jarum penunjuk menyimpang.

Gambar bagian-bagian dari alat ukur besi putar dengan tipe tarikan
Sesuai dengan gambar bagian dari instrumen tipe tarikan . besar simpangan akan lebih besar, jika arus yang mengalir pada kumparan besar. maka simpangan penunjuk yang bergerak diatas skala, sebelumnya skala harus sudah dikalibrasi. Besarnya momen gerak (deflecting torque)  sesuai dengan gambar dibawah.

Gambar besar momen gerak
Apabila pelat besi ditempatkan sedemikian rupa sehingga pada posisi nol membentuk sudut dengan arah medan magnet H yang dihasilkan oleh kumparan . Simpangan yang dihasilkan adalah dua akibat arus listrik melalui kumparan dengan demikian pelat besi yang termagnetasi tersebut mempunyai kemagnetan sebanding dengan besarnya H yang bekerja sepanjang sumbu nya, yaitu sebanding dengan H sin (∅ + 2). Gaya F yang menarik pelat ke dalam kumparan adalah sebanding terhadap H2 sin(∅+2 ). Jika permeabilitas besi dianggap konstan maka H ∼ I, dengan demikian akan diperoleh persamaan berikut :

Permeabilitas Besi  Dianggap :
F ∼ I2sin (∅ + 2)

Jika gaya tersebut bekerja pada jarak I dari sumbu putar pelat, maka besarnya momen penyimpangan (Td) adalah :
Td = F . I . cos (∅ + 2)

Jika kedua persamaan diatas di gabungkan maka dapat diketahui persamaan berikut :
Td = I2sin (∅ + 2) . 1 . cos (∅ + 2)  

karena nilai I adalah konstan, maka :
Td = K . I2sin (∅ + 2) . cos (∅ + 2)  

Jika digunakan kontrol pegas (spring-control) maka nilai momen pegas dapat diketahui dengan persamaan berikut :
Tc = K' . 2

Pada keadaan tetap (steady), maka nilai Td = Tc :
K . I2sin (∅ + 2) . cos (∅ + 2)  = K' . 2

sehingga :                                                               2 - I2

dengan demikian sekala alat ukur besi putar adalah skala kuadratis. Jadi bila digunakan pada arus listrik bolak-balik, maka :
2 - Irms

2. Alat ukur besi putar berjenis tolakan (Repolsion)

Gambar alat ukur besi putar berjenis tolakan
Bagian-bagian alat ukur dengan jenis tolakan memiliki kumparan tetap yang terletak pada dua buah batang besi lunak A dan B sejajar dengan sumbu kumparan. masing-masing kumparan tersebut dirangkai dengan kondisi yang berbeda. Besi A dipasang secara tetap, sedangkan besi B dipasang dapat bergerak sebagai pengerak jarum penunjuk pada papan skala yang telah dikalibrasi.

Apabila arus listrik yang akan diukur dilewatkan melalui kumparan, maka akan membangkitkan medan magnet yang memagnetisasi kedua batang besi. Pada titik yang berdekatan sepanjang batang besi mempunyai polaritas magnet yang sama. Dengan demikian akan terjadi gaya tolak menolak sehingga jarum penunjuk akan menyimpang melawan momen pengontrol yang diberikan oleh pegas. Gaya tolak ini hampir sebanding dengan kuadrat arus listrik yang melalui kumparan, kemampuan arus yang melalui kumparan, kedua batang besi tersebut akan selalu termagnetisasi secara bersamaan dan akan saling tolak-menolak.


Gambar dua buah lembaran besi yang berbentuk seperti lidah
Untuk mendapatkan skala uniform, digunakan 2 buah lembaran besi yang berbentuk seperti lidah. Pada gambar dua buah lembaran besi yang berbentuk seperti lidah. Terdapat besi tetap yang terdiri dari lempengan besi berbentuk lidah dililitkan dalam bentuk silinder, sedangkan besi yang bergerak terdiri dari lempengan besi dan dipasang sedemikian rupa sehingga dapat bergerak sejajar terhadap besi tetap. dengan adanya gaya tolak-menolak antara dua buah besi yang termagnetisasi secara bersamaan tersebut akan timbul momen. Besar momen tersebut akan sebanding dengan H2. Karena nilai H berbanding lurus terhadap arus listrik yang mengalir melalui kumparan (permeabilitas dianggap sebagai konstanta), maka momen tersebut akan sebanding dengan I2. Dengan demikian momen simpangan, sebagai momen utama sebanding I2. Jika Instrumen ini digunakan untuk arus bolak-balik akan menunjukan nilai arus listrik rms (Irms). Karena besi tersebut berlawanan secara serentak, maka instrumen ini dapat digunakan untuk AC maupun DC.

Alat Ukur Kumparan Putar (Alat Ukur Listrik yang Bekerja Berdasarkan Prinsip Kerja Kumparan Putar)

Senin, 02 November 2015
Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang bekerja berdasarkan prinsip kerja kumparan listrik yang digunakan ditempat medan magnet yang berasal dari magnet permanen. Alat ukur kumparan putar sudah tidak terpengaruh oleh medan magnet  dari luar karena telah memiliki medan magnet yang kuat terbuat dari logam alniko yang berbentuk U. Prinsip kerja alat ukur kumparan putar menggunakan dasar berdasarkan percobaan hukum Lorentz. Hukum Lorentz dikatakan, jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam medan magnet, maka pada kawat penghantar tersebut menghasilkan suatu gaya. gaya yang dihasilkan adalah gaya lorentz. Arah nya ditentukan dengan kaidah tangan kiri fleming.
Gambar hukum tangan kiri Flaming
Hukum tangan kiri flaming menjelaskan bahwa magnet permanen yang berbentuk tapal kuda yang dilengkapi sepatu kutub. Di antara sepatu kutub ditempatkan sebuah inti dengan lilitan kawat yang dapat bergerak (berputar pada poros). pada saat melakukan pengukuran, arus listrik yang mengalir pada kumparan dan menyebabkan adanya magnet. magnet tersebut ditolak oleh medan magnet tetap. Berdasarkan hukum tangan kiri fleming, kumparan tersebut akan berputar sehingga jarum penunjuk akan bergerak atau menyimpang dari angka nol. semakin besar arus yang mengalir dalam kumparan, maka akan semakin besar pula arus yang mengenai kumparan dan menyebabkan penyimpangan jarum bergerak semakin jauh.
Gambar bagian-bagian pada alat ukur yang bekerja berdasarkan prinsip kerja kumparan putar
Keterangan gambar bagian-bagian alat ukur kumparan putar :
1. Skala                   5. Kumparan putar
2. Jarum penunjuk   6. Inti besi lunak
3. Magnet tetap       7. Pegas
4. Sepatu kutub       8. Poros

Terdapat dua buah pegas yang berbentuk ulir pipih yaitu :
1. Pegas yang terletak diatas kumparan
2. Pegas yang terletak dibawah kumparan.

Kedua pegas tersebut memiliki arah yang berlawanan, oleh sebab itu jika salah satu pegas mengencang maka pegas yang lain akan mengendur. Hal inilah yang mengatur keseimbangan pada jarum penunjuk dan menunjukan pada titik nol (0) apabila tidak ada arus yang mengalir pada suatu alat ukur yang bekerja berdasarkan prinsip kumparan putar. Ketika kumparan dialiri arus listrik maka akan timbul gaya pada kedua sisi pegas dan akan menghasilkan momen penyimpangan.

Gambar momen penyimpangan
Jika arus listrik yang mengalir pada kumparan adalah I amper, maka besarnya gaya pada tiap sisi kumparan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :

F = B . I . L

keterangan :
F = Besar Gaya (N)
B = Kerapatan fluk magnet (T)
I  = Arus listrik (A)
L = Panjang penghantar (m)

Apabila kumparan dengan N lilitan, maka gaya pada masing-masing kumparan adalah : N . B . I . L (dengan satuan newton). Besarnya momen penyimpangan (Td) adalah gaya dikalikan dengan lengan atau jarak tegak lurus. jika lengan adalah b maka momen penyimpangan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

                        Momen Penyimpangan (Td) =  gaya x lengan
Td  = N . B . I . L . b

Karena I x b merupakan luas penampang kumparan A, maka momen penyimpangannya :

Td = N . B . I . A

Keterangan :
Td = Momen penyimpangan (Nm)
B = Kerapatan fluk magnet (T)
I  = Arus listrik (A)
A = Luas penampang (m)

Berdasarkan persamaan Td = N B I A, jika B dinyatakan suatu konstanta, maka momen penyimpangan (Td) akan sebanding dengan arus listrik yang mengalir pada kumparan. Hal tersebut disebabkan karena alat ukur menggunakan pegas kontrol yang tidak bervariasi, maka momen pengontrol (tc) sebanding dengan simpangan 2. Pada posisi simpang akhir Td = Tc, sehingga simpang 2 adalah sebanding dengan arus I.

Dengan demikian alat ukur ini dapat dikatakan mempunyai skala seragam. Untuk menentukan skala alat ukur kumparan putar dipaparkan dengan grafik, yang menghubungkan persamaan sudut putar 2 dengan momen T.

Gambar grafik penentuan penunjukan

Gambar skala alat ukur kumparan putar

Jika Arus listrik yang mengalir pada alat ukur kumparan putar sebesar 1,2 radian. Jika penggerak yang disebabkan oleh arus -arus sebesar 1, 2, 3, 4, dan 5 mA dinyatakan dengan TD1, TD2, TD3, TD4, dan TD5. Momen - momen tersebut dapat digambarkan sebagai garis-garis datar dan jarak yang sama satu sama lain. Perlu diketahui bahwa momen-momen pergerakan tersebut hanya ditentukan oleh besarnya arus listrik yang mengalir dan tidak dipengaruhi oleh besarnya sudut putar 2 dari penunjuk. besarnya momen pengontrol berbanding lurus dengan sudut putar sehingga dalam grafik dapat digambarkan sebagai garis lurus yang menghubungkan titik mula dengan A sesuai dengan gambar grafik penentuan penunjukan. Apabila momen pergerakan dan momen pengontrol dalam keadaan seimbang, dan masing-masing momen pergerakan dan momen momen pergerakan dinyatakan sebagai 21, 22, 23, 24, dan 25, maka didapat 22 = 221, 23 = 321, 24 = 421, 25 = 521. Oleh karena itu yang dibentuk dengan membagi busur lingkaran sebesar 1,2 rad ke dalam lima bagian yang sama, dan dan diberikan angka-angka pada lima bagian dari skala  tersebut 1, 2, 3, 4, dam 5 seperti pada gambar skala alat ukur kumparan putar besar arus yang mengalir dapat dinyatakan pada jarum penunjuk berhenti. Jika gambar jarum menunjukan jarum berhenti pada angka 3,5 maka besarnya arus yang diukur adalah 3,5 mA.

Pada umumya kumparan putar terbuat dari kerangka yang berbahan dasar berupa aluminium. Aluminium digunakan sebagai bahan kerangka tersebut karena merupakan jaringan hubung singkat dan memberikan pada kumparan momen peredam.

Gambar peredaman alat ukur kumparan putar
Sesuai dengan gambar peredam alat ukur kumparan putar jika kumparan putar dialiri arus, maka kumparan akan berputar dan dalam kerangka akan timbul arus induksi. Tegangan yang menyebabkan arus induksi mengalir dalam kerangka kumparan. Sebaiknya arus induksi akan memotong fluksi magnet dalam celah udara, jika kumparan berputar membangkitkan momen yang berbanding lurus dengan kecepatan putar. Arah momen ini berlawanan dengan arah perputaran, maka akan menghambat arah perputaran , dan momen ini disebut momen peredam.

Proses penunjukan jarum alat ukur secara tidak langsung menunjukan harga yang dikehendaki tetapi masih terdapat nilai perbedaan. Perbedaan disebabkan karena adanya tahanan dalam diri alat ukur. Proses demikian jika dapat disebabkan adanya peredaman. Jika penampang kerangka kecil dan memiliki nilai tahanan arus yang besar, maka arus induksi yang terjadi kecil sehingga mengakibatkan momen redam yang terjadi kecil sehingga mengakibatkan momen redam yang lemah dan penunjukan jarum akan di sekitar 20.
Gambar kurva gerakan jarum penunjuk dari suatu alat ukur
Biasa disebut dengan peredaman kurang (sesuai dengan kurva A). Sebaliknya jika tahanan listrik kecil, arus induksi yang terjadi besar sehingga mengakibatkan pergerakan jarum akan lambat dan biasanya disebut dengan peredaman lebih (kurva B). Yang paling baik adalah diantara peredaman kurang dan peredaman lebih biasa disebut degan peredaman kritis (kurva C).

Alat-Alat Pengaman pada Rangkaian Listrik

Senin, 26 Oktober 2015
Listrik bagi manusia sangat lah penting sebagai sumber energi yang dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu listrik juga memiliki dampak negatif, contoh : sengatan listrik pada manusia, kebakaran dan lain sebagainya. Oleh sebab itu manusia menganalisa dampak-dampak negatif tersebut dan merangkai alat pengaman listrik, Berikut ini beberapa alat pengaman pada rangkaian listrik :

1. Sekring
Gambar Sekring
Sekring biasanya digunakan sebagai pengaman instalasi rumah dan dirangkai secara seri dengan sakelar dwi kutub pada suatu PHB (Panel hubung bagi). Saat ini sudah jarang rumah-rumah menggunakan pengaman berupa sekring karena sekring hanya dapat digunakan sekali, ketika putus maka sudah tidak dapat digunakan lagi. Selain itu dengan adanya MCB perlu yang dapat digunakan berkali-kali, maka sekring yang digunakan pada instalasi rumah kini kian berkurang. Meski begitu sekring tidak hanya digunakan pada rangkaian instalasi rumah, beberapa rangkaian elektronik menggunakan sekring sebagai pengaman rangkaian input arus nya.

2. MCB (Miniature Circuit Breaker)
Gambar Miniature Circuit Breaker
Minature circuit breaker adalah bentuk mini dari breaker. Disebut mini karena arus yang di putus oleh MCB mencapai 2A, 4A, 10A, 32A. MCB biasanya digunakan sebagai pengaman pada instalasi rumah. terdapat 2 jenis MCB yaitu MCB 1 Fasa (Biasanya digunakan sebagai pengaman pada instalasi rumah tinggal yang sederhana), dan MCB 3 Fasa (biasanya digunakan sebagai pengaman rangkaian beban-beban yang memerlukan sumber 3 fasa).
MCB bekerja memutuskan arus listrik jika terjadi hubung singkat, dan beban lebih pada suatu rangkaian listrik. Jika arus listrik yang hubung singkat tidak segera putus maka dampaknya akan mengeluarkan percikan api dan mengakibatkan kebakaran.

3. MCCB (Modular Case Circuit Breaker)

Gambar Modular Case Circuit Breaker
Modular Case Circuit Breaker memiliki prinsip kerja yang sama dengan MCB. di dunia industri biasanya disebut dengan breaker dalam bahasa indonesia diartikan sebagai perusak, atau penghancur. Breaker dalam dunia listrik diartikan sebagai alat untuk memutus arus dan tegangan listrik jika terjadi kerusakan pada suatu rangkaian listrik contoh : Hubung singkat, dan beban lebih. Modular Case Circuit Breaker dapat ditemui di panel-panel utama suatu tempat yang membutuhkan arus cukup tinggi contoh : sekolah, pusat perbelanjaan, pabrik atau industri dan lain sebagainya. Ukuran suatu breaker untuk dapat memutus arus listrik pada suatu rangkaian listrik dapat mencapai cukup tinggi 100 A, 200 A, 400 A dan lain sebagainya.

4. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)


Gambar Earth Leakge Circuit Breaker


Earth leakage circuit breaker adalah alat pengaman yang digunakan untuk mengamankan terjadinya kebocoran arus listrik atau tegangan listrik pada suatu rangkaian instalasi listrik. ELCB digunakan sebagai pengaman manusia dari tegangan sentuh dan arus listrik yang bocor atau sengatan listrik di suatu rangkaian instalasi listrik. ELCB akan bekerja memutus arus listrik pada suatu rangkaian ketika kabel fasa mengalami kebocoran arus yang langsung berhubungan dengan ground atau netral dalam waktu yang cukup singkat. Sehingga jika manusia sebagai korban kebocoran arus listrik dalam suatu rangkaian instalasi listrik dengan menggunakan pengaman ELCB maka sebelum manusia tersebut merasakan sengatan listrik ELCB telah memutuskan arus listrik.

5. Thermal Overload Relay
Gambar Thermal Overlod Relay
Thermal overload relay adalah suatu alat pengaman yang bekerja memutuskan arus listrik yang mengalir ketika suhu suatu rangkaian meningkat (ketika terjadi hubung singkat pada suatu rangkaian sebelum mengeluarkan percikan api, maka termal overload relay akan memutus arus listrik yang mengalir). Termal overload relay biasanya digunakan pada rangkaian listrik tiga fasa sebagai pengaman untuk beban motor listrik 3 fasa.

6. Hantaran Pentanahan (Ground)
Hantaran pentanahan merupakan salah satu pengaman suatu rangkaian listrik jika mengalami kebocoran arus maka arus tersebut akan langsung di netral kan ke permukaan bumi sehingga manusia tidak tersengat arus listrik yang bocor. Hantaran pentanahan merupakan salah satu komponen penting dalam suatu rangkaian instalasi jika akan memasang pengaman berupa ELCB.
Hantaran pantanahan juga merupakan komponen penting dalam suatu rangkaian penangkal petir. Ketika petir menyambar ujung penangkal petir maka akan diteruskan menuju bumi oleh hantaran pentanahan sehingga petir yang memiliki tegangan tinggi tersebut menjadi tidak berbahaya lagi.

7. ACB (Air Circuit Breaker)
Gambar Air Circuit Breaker
Air circuit breaker adalah suatu alat pengaman suatu rangkaian listrik dengan tegangan listrik rendah atau pun tinggi yang bekerja meredam busur api yang dihasilkan dari hubung singkat dengan cara memanfaatkan tekanan udara pada atmosfer.

8. OCB (Oil Circuit Breaker)
Gambar Oil Circuit Breaker
Oil circuit breaker adalah alat pengaman suatu rangkaian listrik yang dapat bekerja menggunakan bahan utama berupa minyak untuk memadamkan busur api yang timbul. Apabila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak akan berubah menjadi uap minyak dan memadamkan busur api akan dikelilingi oleh busur api sehingga busur api akan padam.

9. VCB (Vacum Circuit Breaker)
Gambar Vacum Circuit Breaker
Vacum circuit breaker merupakan alat pengaman rangkaian listrik yang berfungsi memadamkan busur api dengan memanfaatkan ruang hampa pada alat tersebut.

10. SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
Gambar Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker
Sulfur hexafluoride circuit breaker adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik yang dapat memadamkan memadamkan busur api yang baik sekali. 
 
Copyright © 2014 - . Teknik Listrik. All Rights Reserved
Electric_Theme Template by ar_ma. Powered by Blogger
Original Theme by SkyLight_Animation